Lobi dapat diartikan sebagai ruang
masuk gedung, atau teras yang biasanya terdapat beberapa bangku dan meja untuk
ruang tunggu atau berbincang.Dari kiasan tersebut,Lobi dapat diartikan sebagai
usaha mempengaruhi keputusan pihak lain agar terdapat pandangan positif
terhadap topik lobi tersebut.Dalam lobbying biasanya terdapat proses tawar
menawar yang disebut Negosiasi. Negosiasi juga memungkinkan proses penyelesaian
konflik dengan tidak menggunaan instrumen kekerasan dan mencoba memberikan
ruang bagi pihak yang berkonflik untuk melakukan pertukaran informasi dari
masalah yang dihadapi bersama.
Unsur-unsur dalam lobbying :
Unsur-unsur dalam lobbying :
- Kegiatan lobi melibatkan beberapa pihak: Pihak pelobi dan Pihak yang dilobi
- Sasaran pelobi, orang atau pihak yang di lobi, adalah para pembuat undangundang, pejabat pemerintah, pimpinan politik dan sejumlah tokoh lain yang memiliki kekuasaan atau pengaruh cukup besar
- Kegiatan lobi dapat dilakukan individual ataupun berkelompok, dengan 1 sasaran lobi juga bisa berupa individu berpengaruh kelompok, lembaga pemerintahan (=legislatif, eksekutif dan yudikatif) maupun lembaga organisasi non pemerintah, perusahaan swasta.
- Pelobi melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk mempengaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi .
- Kegiatan lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh teman yang berguna. Berguna bagi pelobi maupun organisasi/perusahaan tempat bergabung/bekerja.
- Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung. Ada yang mem-pressure (menekan), ada yang di pressure (ditekan) untuk memperoleh hal yang diinginkan dengan cara-cara yang halus.
- Lobi adalah kegiatan yang bersifat informal atau tidak resmi
- Melihat asal katanya, lobi adalah ruang teras di dekat pintu masuk hotel, bioskop, namun lokasi tempat lobi berlangsung tidak selalu di tempat yang formal atau resmi. Dengan demikian, lokasi atau tempat lobi dilakukan bisa di kantor, di hotel, dan restoran.
Sebelum melakukan aktivitas lobi,
ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan :
- Siapkan dan sempurnakan argumen dalam mendukung posisi organisasi
- Pelajari argumen-argumen yang berlawanan dengan posisi organisasi
- Pahami orientasi politik pihak yang sedang anda coba pengaruhi
- Tinggalkan segera pihak yang sedang anda coba pengaruhi setelah menerima posisi organisasi
- Beri legislator pernyataan tertulis mengenai dukungan pada posisi organisasi
- Lakukan kontak komunikasi lanjutan untuk memperkuat posisi yang mendukungnya
Lobi dalam konteks Organisasi
Dalam organisasi laba/perusahaan,
interaksi yang dibangun lebih cenderung kepada pertukaran ekonomis, walaupun
tidak mengesampingkan sisi-sisi kenyamanan, kepuasan, dan rasa aman, berbeda
dengan organisasi nirlaba, tujuan organisasinya bersifat non-ekonomis
(normatif, peraturan, idealisme, kasus, dll). Perlu adanya proses pengaruh yang
lebih kompleks guna tercapainya tujuan organisasi. Pertukaran dalam proses
negosiasi biasanya berupa posisi/ kekuasaan, kepentingan, rasa aman, dan
kepuasan, sehingga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Sudah seharusnya seorang negosiator itu harus pandai berbicara dan cepat tanggap. Karena jika terlihat sedikit saja keraguan, maka lawan tidak akan sungkan-sungkan melawan.
- Mempunyai wawasan yang cukup luas mengenai apa yang menjadi bahan perdebatan
- Memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
- Memiliki citra diri yang baik.
- Berpendirian teguh sehingga lawan pun akan melihat kalau kita tidak dapat tergoyahkan.
- Pandai mengambil hati orang, baik itu dengan kata-kata yang persuasive maupun sikap dan perbuatan kita.
- Pandai membaca situasi sehingga dapat mengatur strategy sedemikian rupa.
- Dapat memanfaatkan kesempatan sekecil apapun.
- Memaksimalkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki.
- Mengatakan yang sebenarnya namun tidak seluruhnya.
- Tidak mudah menyerah. Dalam artian, jika melalui jalan lurus tidak bisa maka mengambil jalan memutar.
Setiap orang dalam sebuah komunitas, paling tidak memiliki 3 kekuatan yang dapat mempengaruhi orang/pihak lain:
1. Political Power
Kekuatan politik dimaksudkan bagi orang yang memiliki eksistensi politik yang cakap, dapat dilihat dari pengabdian atau terhadap organisasi, berbagai pihak penting yang mendukung, nama baik, track record, dll.
2. Material Power
Kekuatan harta bisa mempengaruhi pihak lain dengan cara membayar. Biasanya dilakukan pada organisasi laba atau pada proses politik praktis. Pertukaran ini dianggap lebih rasional.
3. Popularity Power
Orang yang sudah terkenal mengenai keahlian apa yang dimiliki di bidangnya, tidak perlu mengeluarkan energi yang besar untuk meyakinkan pihak yang di lobi.
4. Brain Power.
Biasa disebut konsultan, memiliki berbagai perbendaharaan strategi jitu untuk mencapai tujuan dengan teknik komunikasi yang baik.
Biasa disebut konsultan, memiliki berbagai perbendaharaan strategi jitu untuk mencapai tujuan dengan teknik komunikasi yang baik.
Pengertian Negosiasi
Negosiasi (Negotiation)
dalam arti harfiah adalah negosiasi atau perundingan. Negosiasi adalah
komunikasi timbal balik yang dirancang untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, “Negosiasi” memiliki dua arti, yaitu: 1) Proses tawar menawar dengan
jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan antara
satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang
lain; 2) Penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara
pihak-pihak yang bersangkutan.
Secara ringkas dapat dirumuskan,
bahwa “Negosiasi” adalah suatu proses perundingan antara para pihak yang
berselisih atau berbeda pendapat tentang sesuatu permasalahan.
3. Esensi
Lobi dan Negosiasi
Walaupun bentuknya berbeda, namun
esensi “Lobi dan Negosiasi” mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai
sesuatu target (objective) tertentu. Lobi-lobi atau negosiasi harus
diperankan oleh Pelobi (Lobyiest) yang mahir dan mempunyai kemampuan
berkomunikasi yang tinggi (komunikabilitas). Hanya saja “Negosiasi” merupakan
suatu proses resmi atau formal, sedangkan “Lobi” merupakan bagian dari
Negosiasi atau dapat pula dikatakan sebagai awal dari suatu proses Negosiasi.
4. Lobi
sebagai awal Negosiasi
Dewasa ini upaya lobi-melobi
bukan lagi monopoli dunia politik dan diplomasi, tetapi juga banyak dilakukan
para pelaku bisnis, selebritis dan pihak-pihak lain termasuk PNS rendahan.
Istilah “Lobi” yang berarti
teras atau serambi ataupun ruang depan yang terdapat pada suatu bangunan atau
hotel-hotel yang dijadikan sebagai tempat duduk tamu-tamu.
Sambil duduk-duduk dan
bertemu secara santai, seraya berbincang-bincang untuk membicarakan sesuatu
mulai dari hal yang ringan-ringan sampai kepada masalah politik dan
pemerintahan dalam negeri bahkan luar negeri, baik dalam rangka pendekatan awal
sebelum pelaksanaan negosiasi maupun secara berdiri sendiri untuk kepentingan
lobi itu sendiri.
Biasanya lobi-lobi dilakukan
sebagai pendekatan dalam rangka merancang sesuatu perundingan. Apabila lobi
berjalan mulus diyakini akan menghasilkan perundingan yang sukses.
5. Negosiasi
sebagai suatu Fungsi dan Sarana
Istilah Negosiasi sebenarnya
berawal dari dunia diplomasi yaitu dunia yang digeluti oleh para diplomat
(Dubes, Duta, Kuasa Usaha, Konsul, dan lain-lain) dalam melakukan kegiatan
sesuai kepentingan negaranya di negara mana mereka bertugas. Jadi, negosiasi
adalah merupakan salah satu fungsi utama dari para Diplomat. Oleh karena itu,
dalam pergaulan internasional hampir setiap negara menempatkan
diplomat-diplomatnya di negara-negara sahabat.
Meskipun istilah dan praktik
negosiasi berawal dari dunia diplomasi, namun dewasa ini sudah menjadi sarana
pada berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik
dalam dimensi eksternal maupun dimensi domestik.Kata kunci Negosiasi; “persetujuan
yang dapat diterima oleh para pihak”. Kata kunci ini berlaku bagi segala macam
Negosiasi, seperti :
a.
Negosiasi diplomatik
b.
Negosiasi perdagangan internasional (bilateral maupun multilateral)
c.
Negosiasi global (seperti negosiasi sengketa utara – selatan)
d.
Negosiasi antara buruh dan majikan
e.
Negosiasi antara penjual dan pembeli
f.
Negosiasi antara dua korporasi yang ingin melakukan merger atau aliansi
strategik.
g.
Negosiasi pembentukan joint venture
h.
Negosiasi mengenai investasi langsung (direct investment)
i.
Negosiasi pilkada
j.
Negosiasi pemenangan tender, dan sebagainya.
Fungsi lobi dan diplomasi.
Fungsi lobby : lobby ialah
langkah awal dalam proses menuju negosiasi. Tujuan lobby adalah mempengaruhi
orang lain untuk tujuan tertentu, baik dengan cara baik maupun kurang baik.
Fungsi lobby sendiri adalah sebagai pembuka jalan negosiasi. Sedangkan,
negosiasi bisa terjadi karena adanya konflik dan lobbying ada didalamnya untuk
mengurangi konflik.
Fungsi diplomasi :
fungsinya adalah untuk mendamaikan beragamnya kepentingan ini atau paling tidak
membuatnya berkesesuaian. Sedangkan, fungsi utamanya adalah negosiasi.*6
Diplomasi mempunyai ruang lingkup menyelesaikan perbedaan-perbedaan dan menjamin
kepentingan-kepentingan negara-negara melalui negosiasi yang sukses. Bila
negosiasi gagal, tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik yang lebih besar
yakni, peperangan antar negara..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar