Sp3-TeL

Sp3-TeL
Aksi Mayday 2013 di Muara Enim

Senin, 05 Desember 2011

Catatan Mahasiswi Semester Akhir : # Sedikit lagi jadi Kelas Buruh




Oleh : Fildzah Izzati  
16 November 2011 

Fildzah Izzati adalah mahasiswi semester akhir yang paling berbahagia saat ini karena bisa menjadi bagian dari Kongres Nasional pertama sebuah konfederasi serikat buruh progresif, Konfederasi Serikat Nasional (KSN), yang dalam program perjuangannya mengupayakan berbagai perlawanan untuk menghapuskan sistem kerja kontrak dan outsourcing, privatisasi, union busting (pemberangusan serikat), dan PHK massal, dari bumi Indonesia!

Adalah sebuah kehormatan besar bagi saya, ketika pertama kali diminta oleh kawan-kawan, yang berada di garda terdepan gerakan buruh, untuk menjadi pencatat proses Kongres Nasional I KSN. Ada perasaan haru di hati saya. Di tengah lesunya gerakan buruh Indonesia saat ini, berdiri sebuah konfederasi multisektor yang dapat menyatukan apa yang kita kenal sebagai “buruh kerah putih” dan “buruh kerah biru”. Kata-kata Marx yang terkenal: “Kaum buruh di seluruh dunia, bersatulah!” pun begitu terasa maknanya, ketika pada hari pertama pembukaan kongres, 10 November 2011, seluruh peserta kongres menyanyikan Internasionale sambil mengepalkan tangan kiri mereka. Pada hari itu, kawan-kawan yang berasal dari berbagai federasi serikat buruh : BUMN, manufaktur, hingga perkebunan dan juga berasal dari berbagai pulau di Indonesia : Sulawesi, Jawa, dan Sumatera, saling memperkenalkan diri dengan penuh kehangatan dan solidaritas. Merinding hati saya ketika mendengar bahwa kawan-kawan dari Sumatera Utara telah menempuh 2 (dua) hari perjalanan darat menuju ke Wisma Nusa Bangsa, Parung-Bogor, tempat Kongres dilaksanakan.

Keesokan harinya, dengan penuh semangat, kami semua berlatih berdisiplin dengan bersama-sama bangun di pagi buta dan berangkat menuju tempat deklarasi KSN di Gedung Juang ’45, Jakarta. Kami harus berangkat pagi-pagi sekali karena jalanan dari Parung menuju Jakarta tentunya tak akan terhindar dari kemacetan, meski melalui jalan tol. Perkiraan kami benar dan kami tiba tepat waktu. Menjelang deklarasi, kawan-kawan melakukan gladi resik dan rangkaian acara deklarasi pun dimulai tepat pukul 09.15 pagi. Kawan-kawan dari berbagai organisasi serta serikat sekawan pun menyampaikan orasi politik dalam sambutannya kepada konfederasi baru ini. Beberapa orasi politik dari kawan-kawan pun masih terngiang hingga saat ini, dimana selain memberikan dukungan terhadap KSN, kondisi perjuangan kelas pekerja pun diungkapkan. Seperti yang diungkapkan dalam orasi kawan Rendro dari Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP), bahwa “…yang terjadi kini adalah penghianatan, pembumihangusan hasil-hasil perjuangan kelas pekerja Indonesia, kekayaan alam, dan produksi vital seperti energi..”



Selain itu, perjuangan untuk menjadikan kawan Marsinah, yang dibunuh Orde Militer Soeharto, sebagai pahlawan nasional pun disampaikan kawan Khamid, yang kemudian menjadi Sekjend KSN, dalam orasi politiknya “…konsolidasi gerakan buruh pada tanggal 18 Juni 2011 merekomendasikan agar kita menjadikan kawan Marsinah sebagai Pahlawan Buruh Indonesia…; … maka tradisi untuk mencalonkan kawan-kawan seperjuangan sebagai pahlawan akan kita mulai…”.
Deklarasi pun disampaikan oleh Juru Bicara Nasional KSN : kawan Ahmad Daryoko (FSP BUMN Strategis), kawan Irzan Zulfakar (FSP2KI), dan kawan Mukhtar Guntur (FSPBI).

Seusai deklarasi, kami pun beranjak ke Wisma Mulia Telkomsel untuk bersolidaritas terhadap aksi mogok yang dilakukan kawan-kawan Serikat Pekerja Telkomsel (SEPAKAT), yang tengah memperjuangkan hak-hak mereka. Pihak manajemen pun mencoba melakukan tindakan represif ketika kami melakukan aksi duduk di dalam gedung. Sayangnya, usaha mereka tidak berjalan mulus karena yang mereka hadapi adalah kawan-kawan buruh yang mewarisi semangat Marsinah, yang tidak pernah takut berhadapan langsung dengan aparat penjaga modal. Selain datang bersolidaritas terhadap aksi mogok yang dilakukan kawan-kawan SEPAKAT, aksi petisi untuk mendukung berbagai perjuangan yang tengah dilakukan kawan-kawan buruh di berbagai daerah dan berbagai sektor di Indonesia pun dijalankan dalam Kongres ini. Mulai dari petisi dukungan untuk kawan-kawan buruh PT. Onamba, PT.Istana Magnoliatama, hingga petisi dukungan untuk kawan Yohana dari British International School. Kondisi yang sungguh berbeda dari Kongres lain yang pernah saya ikuti.

Diskusi dan perdebatan yang terjadi di dalam Kongres pun kemudian berjalan dengan sangat dinamis dan dalam situasi ilmiah yang demokratis. Ada yang bergetar dihati saya, ketika saya, “begadang” bersama kawan-kawan dan menyaksikan secara langsung bagaimana proses diskusi dan perdebatan ilmiah yang dilakukan kawan-kawan dalam menyusun konstitusi konfederasi multisektor yang baru didirikan ini. Keesokan harinya, kami pun kembali berKongres seharian dan hal yang paling membuat saya yakin bahwa gerakan buruh akan kembali bangkit, setelah sekian lama terpenjara dalam kungkungan hegemoni Orde Militer Soeharto, adalah ketika kawan-kawan buruh peserta kongres membicarakan sikap politik KSN. Dimana KSN tidak boleh terkooptasi oleh partai-partai politik borjuis, tapi KSN tidak anti pada partai politik yang dibentuk oleh rakyat, oleh buruh, tani, nelayan, dan rakyat miskin lainnya. Sebuah kesadaran politik yang kini semakin langka dimiliki serikat buruh, setelah Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) diberangus Orde Militer Soeharto, setengah abad yang lalu.

Kongres pun kemudian ditutup dengan pemilihan struktur Dewan Pimpinan Pusat KSN serta Majelis Nasional KSN, dimana setelah diputuskan dengan cara musyawarah, terpilihlah Ahmad Daryoko (FSP BUMN Strategis) sebagai Presiden dan Irzan Zulfakar (FSP2KI) sebagai Wakil Presiden I dan Mukhtar Guntur (FSPBI) sebagai Wakil Presiden II, serta Koswara (FSBKU) sebagai Ketua Majelis Nasional dan Wiliam Marthom (FSPBI) sebagai Sekretaris Majelis Nasional. Tugas memajukan kembali gerakan buruh pun telah menanti untuk dikerjakan dan saya yakin, konfederasi progresif ini akan membawa kita pada kebangkitan gerakan buruh Indonesia dalam jalan panjang menuju kemenangan kelas buruh yang sudah lama kita nantikan.

Hidup Buruh! Hidup Rakyat Pekerja Indonesia!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar